Ilustrasi - Aku Bermimpi |
Oleh : Rahmat Aming
Aku bermimpi aku jadi seorang presiden, aku menjadi orang pertama di negeri tercinta ini, aku bangun negeriku dengan segala keindahan dan kemewahan yang bekum pernah terjadi. Aku angkat menteri-menteri yang profesional di bidangnya, menteri-menteri yang tidak mementingkan partainya, menteri-menteri yang loyal kepada negara, menteri-menteri yang mementingkan rakyat diatas segalanya. Akupun dipuji oleh dunia international sebagai presiden terbaik yang pernah memimpin negeri ini. Setahun berikutnya aku mendapat penghargaan sebagai MAN OF THE YEAR.
Aku memang berusaha mensejahterakan rakyat di segala bidang, aku bangun perumahaan real estate lalu aku bagikan kepada rakyatku secara cuma-cuma. Aku bangun rumah sakit-rumah sakit yang modern dengan peralatan canggih dengan layanan yang serba free. Aku dirikan sekolah-sekolah dan universitas-universitas, aku kirim anak-anak negeriku belajar di negara maju untuk mentransfer science and technology dan aku jadikan semuanya tanpa biaya. Aku tidak ingin rakyatku bodoh, lugu, terbelakang dan selalu rendah diri. Aku ingin mereka cerdas, maju dan pemberani. Aku adakan layanan litrik, air, telepon secara gratis pula.GNP negarakupun menaik dengan cepat, dan oleh PBB negaraku ditempatkan diposisi kedua setelah US dalam income percapitanya. Alhamdulillah rakyatku makmur semua pikirku dalam hati.
Aku adalah presiden terpilih selama 5 tahun, dan aku bertekad membersihkan negeri ini dari KKN, penyakit negeriku yang sudah kronis. Aku rombak pemerintahan, aku bersihkan kabinetku dari penyakit itu. Aku perintahkan semua departement dari tingkat atas sampai bawah untuk mengurangi birokrasi yang berbelit-belit, dengan maksud supaya rakyat tidak terlalu susah menyampaikan masalahnya. Aku usir konglomerat-konglomerat yang tidak mau bayar kredit macet, aku berikan kesempatan pada para pengusaha kecil untuk hidup dan berkembang, aku tutup perusahaan-perusahaan besar yang mementingkan keuntungan pribadi dan aku kasihkan kepada rakyat. Perusahaan-perusahaan asing tidak boleh lagi beroperasi, karena banyak merugikan rakyat sebaliknya aku ganti dengan perusahaan nasional. Aku bebaskan rakyatku dari semua jenis pajak. Aku bebaskan para petani dari biaya apapun, aku dirikan koperasi untuk menyediakan lahan pertanian, alat-alat dan bibit unggul. Negerikupun sudah tidak lagi menggantungkan pada belas kasihan IMF dan Bank Dunia, malahan mereka salut dan bertekuk lutut pada kami. Di bidang industri, aku membangun pabrik mobil, motor dan pesawat terbang. Negeriku sudah mulai memproduksi mobil INDOCAR sekelas Mercy buatan Jerman, motor INDOCYCLE motor sekelas Yamaha atau Honda buatan Jepang dan memproduksi pesawat terbang sekelas boeing INDO777.
Semakin hari negeriku semakin indah, jalan-jalan raya bersih dan rapi tanpa sampah, bangunan-bangunan tertata rapi dengan gaya arsitektur timur yang modern, rumah-rumah kumuh sudah tidak ada lagi, pengangguran sudah ditekan menjadi 0 %. Tingkat kriminalitaspun menurun, tak ada lagi pencurian, perampokan dan pembunuhan. Semuanya hidup aman, tentram dan bahagia. Aku berikan jaminan sosial pada tiap keluarga untuk meringankan beban mereka. Negeriku mencatat kemajuan yang sangat impossible, tapi itulah kenyataannya. Para wisatawan asingpun banyak berdatangan untuk menikmati kembali surga yang dulu hilang. Mungkin aku adalah presiden yang terlalu ambisius tapi itulah dalam waktu sekejap aku bisa merubah kembali wajah negeriku sebagai firdaus katulistiwa. Aku tidur kurang lebih 3 jam sehari semalam, aku tidak bisa berdiam diri, setiap malam aku menyelesaikan masalah rakyat dari mulai dana IDT sampai penggusuran tanah. Rakyatkupun mulai mencintai aku, dimana-mana aku dielu-elukan oleh rakyatku. Negeri kamipun menjadi terkenal di seantero dunia, kemanapun rakyatku bepergian mereka dibebaskan dari visa dan mereka boleh tinggal disana sampai kapan saja. Pada pemilu selanjutnya akupun terpilih kembali menjadi presiden dengan suara mutlak.
Ketua MPR mengetukan palunya 3 kali berturut-turut tanda bahwa aku adalah presiden terpilih untuk keduakalinya, aku sudah menolak tapi mereka mendesakku untuk menjabat kembali yah akhirnya aku terima dengan penuh penghargaaan . Dengan penuh keharuan aku naik ke podium dan siap-siap menyampaikan pidatoku sebagi presiden untuk keduakalinya. Ketika aku mengangkatkan kepalaku dan melihat ke seluruh anggota majelis yang hadir, tiba-tiba saja.....tititit..`.tititit...tititit.... alarm mobilephoneku berbunyi, aku kaget dan langsung bangkit dari tidur sambil mengingat-ngingat mimpi yang barusan aku alami. Ah betapa indahnya kalau itu terjadi.......
*pelajar di United Arab Emirates
Komentar
Posting Komentar